Tuesday, July 12, 2011

Pengaruh Buku


Saya mencari tentang pengaruh buku terhadapa kehidupan kita sehari-hari khususnya dalam teknologi ini waktu saya masih di semester satu ...yang merupakan tugas dari ibu dosen mata kuliah Konsep Teknologi...

Sebelum kita membahas tentan pengaruh buku terhadap kehidupan..terlebih dulu kita menyimak sinopsis dari Novel Twilight .

Sinopsis novel Twilight

Ketika Isabella Swan pindah ke Forks yang muram, ia bertemu Edward Cullen, cowok misterius sangat memesona yang membuat perasaannya jungkir-balik. Dengan kulit persolon, sepasang mata keemasan, dan suara merdu memikat, Edward sungguh sosok teramat menarik yang membuat Isabella terpikat. Selama ini Edward telah berhasil menyembunyikan identitasnya yang sesungguhnya, tapi Bella bertekad untuk menyingkapkan rahasia paling kelamnya.

Hanya saja Bella sama sekali tidak menyadari bahaya yang menantinya, ketika hubungannya dengan Edward semakin akrab. Dan sanggupkah Bella berpaling dan meninggalkan Edward sebelum segalanya terlambat dan tak ada jalan kembali baginya?

Ini adalah kisah cinta terlarang. Dan seperti cinta terlarang lainnya, cinta ini tak mengenal jalan kembali, selain menjadi hidup dan sekaligus mati pada saat yang sama.

Kesan pertama saat menerima buku ini dari teman saya adalah tebal agak mengerikan rasanya mendapat novel setebal ini.

Saat pertama kali melihat buku ini tersegel di toko buku, pikiran pertama saat melihat kovernya adalah pikiran mengenai novel fantasi. Sesudah kata “fantasi” yang berkaitan erat dengan Harry Potter muncul dalam benak, saya melihat sinopsisnya dan hancur berkeping-kepinglah kata “fantasi” itu digantikan oleh kata “roman”.

meskipun bernuansa roman,namun novel ini tetap menarik untuk dibaca karena mengusung cerita tentang kehidupan vampire dan manusia.

Pada akhirnya, setelah buku lanjutannya muncul, saya mulai mendengar orang-orang membicarakan buku ini sebagai buku yang bagus. Jelas makin penasaran kalau sudah begini jadinya. Penasaran namun ragu pun berakhir dengan meminjam punya teman.
Pesan pertama saya untuk yang masih tidak memiliki gambaran apa-apa mengenai buku ini namun penasaran ingin membacanya, jangan berharap akan menemukan banyak banyak misteri yang melingkupi kehidupan vampire. Tiga perempat buku ini berisi cerita cinta dan cerita tentang bagaimana perasaan sang pemeran utama terhadap vampire yang disukainya itu.

Kira-kira menjelang akhir buku, barulah muncul konflik yang cukup menaikkan ketegangan (saya bilang “cukup” bukan berarti banyak dan kadar “cukup” ini sangat relatif untuk orang-orang). Konflik menegangkan itu tidak diberi banyak porsi dan durasinya pun cukup singkat, namun twist yang ada dalam konflik singkat tersebut cukup membuat kejutan. ( “cukup” di sini berbeda untuk semua orang)

Bagi penggemar cerita cinta romantis yang tidak bernuansa teenlit Indonesia, buku ini bisa dicoba. Nuansa yang ditawarkannya berbeda dengan cerita cinta yang selama ini ada dalam teenlit Indonesia. Bisa jadi, Twilight di negeri asalnya adalah teenlit (rimanya terdengar mirip..).

Kekurangan utama dari buku ini adalah banyaknya dialog. Saya melakukan “scanning” dan jauh lebih sering bertemu dengan dialog antara Bella dan Edward (protagonis cerita). Bagi saya, jelas cerita dalam novel ini lebih mengutamakan dialog antara tokoh utamanya. Tetapi salut untuk sang pengarang karena tidak takut pembaca menjadi bosan dengan ceritanya.

Ada sekitar belasan karakter dalam cerita ini, tapi sebagian besar terasa “numpang lewat”, yang kadar “numpang lewat”. Tapi berhubung novel ini bersambung, saya agak berharap karakter-karakter minor tersebut nantinya lebih berkembang seiring dengan berjalannya cerita. (sejujurnya, saya paling kasihan dengan tokoh-tokoh vampire lainnya, keluarga Edward yang lainnya, mereka berperan banyak tapi terasa seperti tidak penting karena Bella hanya fokus pada Edward, Edward, dan Edward)

Poin bagus untuk novel ini adalah deskripsi. Meskipun tidak seagung dan sekaya deskripsi dalam LoTR (Lord of The Rings), deskripsi yang banyak dijabarkan di dalam cerita adalah jenis deskripsi yang memadai dan dapat diikuti dengan enak. Kemungkinan besar deskripsi bisa dilakukan dengan lancar karena sudut pandang orang pertama yang digunakan oleh pengarang.

Selain itu, meskipun novel ini mengumbar kisah cinta, isinya benar-benar bersih. Bebas dari adegan yang cenderung vulgar seperti yang ditemukan dalam novel chicklit. Ini membuat rentang umur pembaca layak untuk novel ini melebar luas, menjaring konsumen berusia lebih muda.

Kesimpulan akhir untuk novel ini, cerita cintanya memang luar biasa (silakan diintrepetasikan sendiri maksud “luar biasa” di sini). Jelas saya tidak akan menyuruh para lelaki membeli buku ini. Buku ini lebih layak dikonsumsi oleh kaum hawa, itupun oleh mereka yang cinta mati pada roman dan ingin mendapat nuansa cerita cinta yang berbeda dari teenlit Indonesia.


Pengaruh buku bagi pembaca

Pengaruh positif
Pembaca dapat mengambang luaskan pemikirannya tentang hal-hal yang terjadi di buku tersebut. Dapat mengetahui keadaan dunia luar dengan membaca deskripsi di dalam buku,dan menambah wawasan. Dapat mengajarkan kepada kita bagaimana cara hidup. Bahkan tidak sedikit novel yang mengajarkan serta menggambarkan kehidupan sekitar kita yang mungkin telah kita lupakan, namun dapat mengingatnya kembali karena membaca buku itu. Banyak sekali manfaat membaca bagi pembacanya.

Pengaruh negatif
Terlalu sering membaca buku dapat mengurangi kinerja mata kita atau dapat merusak mata kita, jika salah cara membacanya dimana dan seperti apa. Waktu yang banyak terbuang untuk membaca novel dan tidak memperhatikan pekerjaan sehari-hari sehingga terbengkalai. Yang lebih parahnya lagi kita dapat meninggalkan pekerjaan kita karena dianggap membosankan dan lebih mementingkan membaca novel tersebut.

No comments:

Post a Comment