Prsoses sedimantasi tidak saja menghasilkan batuan sedimen, tetapi dapat juga menghasilakan deposit-deposit mineral berharga seperti mangan, besi, tembaga, fosfat, batubara, karbonat, tanah lempung, belerang, lempung pemurni, lempung bentonit, tanah diatome, dan secara tidak langsung deposit vanadium-uranium.
Meskipun demikan deposit-deposit tersebut sebenarnya juga batuan sedimen, yang kebetulan karena sifat-sifat kimiawi dan fisiknya kemudian sangat berharga. Karenanya, cara terbentuknya juga sama dengan cara terbentuknya batuan sedimen, harus ada batuan yang bertindak sebagai sumber (asal); harus ada suatu proses yang mengangkut adan mengumpulkan bahan-bahan hasil rombakkan-rombakkan tesebut pada suatu cekungan pengedapan tertentu. Kemudian mungkin saja dapat terjadi alterasi kimiawi ataupun kompaksi dan perubahan-perubahan lain pada endapan tersebut. jadi dalam proses dia atas jelaslah bahwa batuan asal haruslah mengalami pelapukan terlebih dahulu; baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia, sebelum diangkut dan diedapkan di tempat lain.
Jenis batuan asal, jenis pelapukan, cara pengangkutannya, dan lingkungan pengendapan dimana bahan-bahan tersebut akan diendapkan kemabali pada umumnya akan serupa bagi satu jenis bahan tertentu.
Termasuk dalam proses sedimentasi ini pengendapan deposit mineral akibat penguapan ("evapration"). Proses penguapan ini paling baik terjadi di daerah beriklim panas dan kering.
Air tanah, air danau, atau air pada daerah laut yang tertutup seperti laguna, dapat menghasilkan deposit-deposit mineral sebagai akibat proses penguapan, juga sumber-sumber air panas dapat menghasilkan deposit serupa.
Deposit-deposit mineral yang terjadi oleh proses ini adalah garam dapur dari penguapan air laut atau air tanah yang asin, gipsum dan anhidrit berasal dari penguapan daerah lagun atau kadang-kadang dapt juga dari daerah rawa-rawa, garam-garam kalium dari penguapan air laut, dan dari penguapan air tanah dapat diendapkan garam-garam natrium karbonat, kalsium karbonat, garam nitrat, dan natrium sulfat.
Melihat proses kejadiannya, maka hampir semua deposit mineral sebagai akaibat penguapan ini terbnetuk tipis dan meluas, jarang dijumpai dalam bentuk yang tebal. Misalnya endapan gipsum, biasanya tebalnya antara 1 sampai 2 meter saja, kecuali kalau pada saat terjadinya pengendapan disertai pula dan penurunan dasar pengendapan secara pelan-pelan, maka dalam hal seperti itu mungkin saja endapan gipsumnya dijumpai dalam keadaan agak tebal.
Sudamo, Ign. Iman Wahyono. Teknik eksplorasi 1. 1981. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
No comments:
Post a Comment